Pages

Jumat, 08 Juni 2012

8 Cara Mengurangi Kadar Hormon Stres

 Pada saat mengalami stres, tubuh akan menghasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini memiliki fungsi untuk membantu mengatur sistem kekebalan tubuh selama dalam kondisi krisi dan tekanan darah, baik itu sewaktu terjadi krisis emosional maupun krisis fisik. Hormon Kortisol efektif untuk membentuk cadangan energi serta mampu meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Akan tetapi jika seseorang mengalami stres yang tak kenal lelah juga mampu membuat tubuh patut diwaspadai, hal ini dikarenakan kondisi stres dapat menjadikan stamina seseorang menjadi drop. Hormon kortisol yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan seseorang mengalami gangguan tidur, kenaikan gula darah, kenaikan berat badan dan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Shawn Talbott, PhD seorang ahli biokimia dan gizi sekaligus seorang penulis buku yang berjudul ‘The Cortisol Connection’ mengatakan “Ketika terjadi adanya lonjakan kortisol, hormon ini akan memberitahu tubuh untuk makan kalori lebih banyak, taktik ini termasuk taktik bertahan hidup yang memerlukan energi besar untuk melarikan diri predator. Akan tetapi taktik ini tak efektif jika mencemaskan banyaknya tagihan yang harus dibayar,”.
Seperti dilansir dari laman prevention.com pada hari Selasa (28/2/2012) bahwa tubuh sudah berevolusi untuk mengantisipasi lonjakan ini, termasuk diantaranya dengan melakukan relaksasi dan berikut merupakan 8 cara untuk menangal kadar kortisol dalam tubuh.
1. Meditasi Dapat Mengurangi Kortisol hingga 20 persen
Pada sebuah penelitian di Thailand, orang yang sering berlatih meditasi mengalami penurunan hormon kortisol dalam tubuh serta tekanan darah hanya dalam waktu 6 minggu. Demikian juga terhadap orang yang melakukan meditasi disetiap hari dalam kurun waktu 4 bulan secara signifikan mengalami penurunan kortisol rata-rata 20 persen, setidaknya menurut suatu penelitian yang ada di Maharishi University.
2. Mendengarkan Musik Dapat Menurunkan Kortisol sampai 66 persen
Musik dipercaya dapat memberikan efek penenang otak, terutama jika pada saat berhadapan dengan pemicu stres. Pada saat seorang dokter di Jepang memainkan musik terhadap sekelompok pasien yang tengah menjalani kolonoskopi, pasien tersebut mengalami peningkatan kortisol lebih sedikit jika dibandingkan dengan pasien lain yang menjalani kolonoskopi pada ruangan yang tenang.
Jika anda mengalami stres mendapati gangguan susah tidur sebaiknya dengarkanlah musik yang dapat menenangkan suasana hati. Anda juga dapat mendengarkan alunan musik instrumental untuk mencegah terjadinya lonjakan kortisol sewaktu mendapati hal-hal yang dapat memicu situasi stres.
3. Tidur lebih awal dapat Mengurangi Kortisol 50 persen
Talbott mengatakan bahwa yang membedakan antara tidur selama 8 jam dengan tidur 6 jam adalah tingkatan kadar kortisol dalam aliran darah.
Sewaktu beberapa pilot tidur selama 6 jam atau kurang lebih selama 7 malam sewaktu bertugas, tingkat kortisolnya akan meningkat secara signifikan serta kadar kortisol akan tetap meningkat selama 2 hari berturut-turut, kesimpulan diambil dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Jerman Institute for Aerospace Medicine. Tidur 8 jam merupakan waktu yang direkomendasikan oleh banyak ahli, hal ini karena dengan tidur 8 jam dapat memberikan tubuh waktu untuk memulihkan keadaan / kondisi diri dari stres setiap hari.
Jika tak dapat memenuhi 8 jam untuk tidur, pastikan untuk dapat tidur pada siang harinya. Sebuah peneliti dari Pennsylvania State University mendapati jika tidur siang fektif mengurangi kortisol dalam darah yang diakibatkan kurang tidur pada malam hari sebelumnya.
4. Minum teh hitam efektif Mengurangi Kortisol 47 persen
Mengkonsumsi teh hitam dipercaya dapat menurunkan lonjakan kadar kortisol. Sewaktu relawan dari University College London dikasih tugas yang dapat memicu stres, kadar kortisol dari orang yang mengkonsumsi teh hitam mengalami penurunan hingga 47 persen dalam satu jam setelah dapat menyelesaikan tugasnya. Sedangkan peserta lain yang hanya mengkonsumsi teh palsu teh selain teh hitam hanya mengalami penurunan sebesar 27 persen saja. Andrew Steptoe, PhD seorang peneliti menduga jika bahan kimia alami pada teh hitam seperti polifenol serta flavonoid memiliki peran penting dalam menenangkan ini.
5. Bergaul dengan seseorang yang lucu mampu Mengurangi Kortisol sebesar 39 persen
Sahabat atau seseorang yang memiliki perilaku lucu serta dapat membuat tertawa tidak hanya dapat mengalihkan perhatian dari beberapa masalah saja, namun seseorang tersebut dapat membantu mengurangi stres. Hanya dengan tertawa sudah dapat mengurangi kortisol dalam tubuh hampir setengahnya, demikian menurut beberapa peneliti di Loma Linda University. Jika seseorang / sahabat anda memiliki jadwal atau kesibuka nyang padat, maka anda dapat menontot acara komedi di televisi yang mengundang tawa juga bisa membantu.
6. Pijat dengan lembut dapat Mengurangi Kortisol hingga 31 persen
Memberikan pijatan lembut efektif memangkas tingkat stres. Setelah melaukan beberapa terapi pijat, kebanyakan seseorang mengalami penurunan kortisol hingga sepertiga, menurut suatu penelitian di University of Miami School of Medivine. Disamping menjaga kadar kortisol, pijat juga mampu mengurangi kondisi stres dengan memberikan peningkatan dopamin serta serotonin, hormon tersebut akan dilepaskan ketika seseorang bersosialisasi dengan sahabatnya atau tengah melakukan aktifitas yang menyenangkan.
7. Beribadah mampu Mengurangi Kortisol sampai 25 persen
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Mississippi, melakukan ritual / beribadah keagamaan dapat membentengi seseorang dari tekanan hidup sehari-hari yang dapat memicu stres dan efektif untuk menurunkan kadar kortisol dalam aliran darah. Subyek penelitian dilakukan kepada orang-orang yang rajin ke gereja mempunyai kadar hormon stres lebih sedikit daripada mereka yang tidak menghadiri ibadah sama sekali. Jika ritual keagamaan tidak cukup menarik untuk anda, cobalah mengembangkan sisi lain spiritual dengan melakukan aktivitas berjalan-jalan di alam, pantai, hutan atau juga dapat menjadi relawan dalam suatu kegiatan sosial.
8. Mengunyah permen karet mampu Mengurangi Kortisol 12-16 persen
Mengkonsumsi dan mengunyah permen karet bisa meredakan ketegangan, hal tersebut seperti yang disarankan oleh seorang peneliti di Northumbria University, Inggris. Disaat menghadapi tekanan, dengan mengunyah permen karen memiliki kadar kortisol sebesar 12 persen lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengunyah permen karet. Seseorang yang mengunyah permen karet diketahui memiliki kewaspadaan lebih tinggi dibanding dengan yang tidak mengunyah permen karet. Dengan mengunyah permen karet, diduga dapat meningkatkan tekanan aliran darah serta aktivitas saraf disalah satu bagian otak.

sumber

0 komentar:

Posting Komentar